Kamis, 28 Juli 2011

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum

  1. Konsep Medis

1.      Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari sehingga keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)
2.      Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : ( Rustan Mochtar, 1998 )
a)      Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin, kekurangan vitamin B, hiperasiditas lambung, infeksi H pylori, gangguan metabolisme karbohidrat, meningkatnya sensitifitas pada bau saat kehamilan, dll.
b)      Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
c)      Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, dll
d)      Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
3.      Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut
a.       Hepar ® pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis.
b.      Jantung ® jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial.
c.       Otak ® terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensepalopati Wirnicke.
d.      Ginjal ® ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.





4.      Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
1.      Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Tingkatan I (Ringan)
a.       Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita.
b.      Ibu merasa lemah.
c.       Nafsu makan tidak ada.
d.      Berat badan menurun.
e.       Merasa nyeri pada epigastrium.
f.       Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
g.      Tekanan darah menurun.
h.      Turgor kulit berkurang.
i.        Lidah mengering.
j.        Mata cekung.
Tingkatan II (sedang)
a.       Penderita tampak lebih lemah dan apatis.
b.      Turgor kulit mulai jelek.
c.       Lidah mengering dan tampak kotor.
d.      Nadi kecil dan cepat.
e.       Suhu badan naik ( dehidrasi ).
f.       Mata mulai ikterus.
g.      Berat badan turun dan mata cekung.
h.      Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kontipasi.
i.        Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
Tingkatan III ( Berat )
a.       Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b.      Dehidrasi hebat.
c.       Nadi kecil, cepat dan halus.
d.      Suhu meningkat dan tensi turun.
e.       Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenalsebagai ensepalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental.
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

2.      Penatalaksanaan
Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan  penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a.       Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b.      Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
c.       Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
d.      Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak.
e.       Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin.
f.       Usahakan defekasi teratur.

Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan pengobatan.
1.      Tidak memberikan obat yang teratogen.
2.      Sedativa ringan:  Phenobarbital (luminal) 30 gram, valium.
3.      Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1, B6, dan vitamin C.
4.      Anti alergi: antihistamin, dramamin, avomin.
5.      Anti muntah: mediamer B6, emetrole, avopreg.
6.      Antasida dan anti mulas.

Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a.       Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan.
b.      Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c.       Terapi parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khusus vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas.
d.   Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan  untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital

A.    Konsep Keperawatan
1)      Pengkajian
a)      Anamnesa
1.      Identitas
Pada identitas ini yang perlu dikaji adalah umur dimana sering terjadi pada usia produktif 20-40 tahun, pada primigravida 60¬80%, multigravida 40-6%. Pendidikan juga berpengaruh pada pengetahuan pasien, dengan mengetahui tingkat pendidikan akan memudahkan dalam melakukan komunikasi terapeutik. Pada alamat untuk melihat apakah pasien berada dalam lingkungan kumuh, karena bisa berdampak pada mual muntah yaitu higiene nutrisi yang kurang baik sehingga bisa memperburuk keadaan. Pada pekerjaan juga berperan, dengan tuntutan kerja keras dapat mempengaruhi keadaan hamil dengan gangguan Hiperemeris gravidarum. (Hanifa Wiknjosastro, 1999). Pada biodata suami juga perlu dikaji untuk mengetahui apakah suami adalah suami yang syah, bertanggung jawab dalam masalah biaya perawatan di rumah sakit serta peran sebagai suami siaga dengan memberikan support sistem dan perhatian agar pasien lebih kooperatif dalam perawatan.
2.      Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa dirasakan yaitu mual dan muntah pada pagi hari.
3.      Riwayat kesehatan
Terdiri dari :
1)      Riwayat kesehatan sekarang
Mual muntah dan nyeri di epigastrium.
2)      Riwayat kesehatan masa lalu
Pernah menderita penyakit/mempunyai riwayat penyakit seperti gastritis dan hepatitis.
4.      Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit menurun dan menular yang diderita keluarga seperti DM (deabates militus) dan hipertensi.
5.      Riwayat menstruasi/haid
Berhubungan dengan gangguan kehamilan Hiperemesis gravidarum adalah siklus haid kadang teratur dan tidak dengan keluaran yang jumlahnya makin meningkat ini terjadi karena perubahan hormon dan bertambahnya aliran darah ke vagina. Keluaran itu sendiri warnanya keputih-putihan bisa kental atau cair. Hal ini bukanlah gejala suatu masalah karena meningkatnya keluaran vagina merupakan hal yang normal dalam kehamilan. (Philip D Sloane M.D, 1997).
6.      Riwayat perkawinan
Berhubungan dengan kasus Hiperemesis gravidarum adalah usia perkawinan yang sering terjadi pada usia produktif yaitu 20-d0 tahun. Pada dampak psikologis memegang peranan yang penting pada kasus Hiperemesis gravidarum, misal takut terhadap kehamilan dan persalinan, kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, takut terhadap tanggung jawab sebabai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar keengganan manjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. (Hanifa Wiknjosastro, 1999 ).
7.      Riwayat obstetric
Seperti kehamilan keberapa, sebab mual dan muntah sering terjadi pada primigrafida. Selain itu, kehamilan direncanakan atau tidak, sebab kehamilan yang tidak direncanakan akan menimbulkan stress sehingga dapat meningkatkan asam lambung yang akan  memperparah mual dan muntah.
8.      Riwayat kontrasepsi
Pada riwayat ini bila pasien menggunakan alat kontrasepsi pil KB pada kasus Hiperemesis gravidarum akan menambahkan perasaan mual, karena peningkatan hormon estrogen yang diakibatkan pemakaian kontrasepsi itu sendiri. (Nyata. 4 Januari 2001 ).
9.      Riwayat kelainan reproduksi,
Kemungkinan mempunyai riwayat canser kandungan, cystoma ovarii, mola hidatidosa. Karena pada mola hidatidosa jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum. (Manuaba Ida Bagus C.de, 1998).
10.  Riwayat psikososial,
Respon keluarga terhadap masalah pasien sangat menentukan tingkat keberhasilan perawatan pada pasien dengan kasus Hiperemesis gravidarum. Kekhawatiran, ketakutan hinggu timbul kecemasan juga dapat terjadi pada pasien karena ketidaktahuan akan penyakitnya. Dimana hal yang paling berhubungan erat pada dampak psikologik pasien, yaitu kemungkinan wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan karena harus memikirkan masalah ekonomi yang lemah, dan keretakan hubungan dengan suami yang dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis gravidarum.
11.  Gaya hidup
a.       Nutrisi
Frekuensi makan yang jarang , jenis makanan yang tidak baik seperti makanan kasar dan buah-buahan yang asam (dapat mengiritasi lambung sehingga meningkatkan asam lambung).
b.      Eliminasi
Kebiasaan BAB/BAK,keluhan yang berhubungan dengan eliminasi, oliguria, konstipasi/diare, nyeri waktu BAB.
c.       Personal hygiene
Pada personal higiene tingkat ketergantungan pasien meningkat sehingga keluarga pasien selalu membantu dalam memenuhi kebutuhan personal higienenya.
d.      Factor Istirahat
Pasien dengan gangguan hiperemesis gravidarum ini mengalami kesulitan tidur karena pasien sering mual-mual sehingga kebutuhan istirahat (tidur) kurang.
e.       Merokok
Sebab hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dan tidak baik juga untuk kesehatan ibu.
f.       Konsumsi kafein
Misalnya kopi, kopi bersifat iritasi pada lambung sehinnga dapat meningkatkan asam lambung.
g.      Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
h.      Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan atau stresor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat berfariasi terhadap hospiltalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

b)    Pemeriksaan fisik
1.      Pada tingkat I keadaan umum merasa lemah, terjadi penurunan BB yang tidak signifikan, dan terjadi penurunan nafsu makan akibat mual dan muntah yang berlebih. Pada tingkat II, keadaan umunya merasa lebih lemah, terjadi penurunan BB  yang berarti, dan kesadaran apatis. Sedangkan untuk Tingkat III, kesadaran menurun dari samnolen sampai koma dan berat badan turun drastis (turun kira-kira 2,5-5 kg). Untuk TTV yaitu tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, suhu 36 o C-38  o C.
2.      Riview of system
a)  Wajah dan mulut
Muka terlihat pucat dan anemis konjungtiva, palpebra, kelihatan pucat dan mata cowong. Bibir kering menunjukkan adanya gangguan keseimbangan cairan elektrolit serta penurunan oksigen dalam darah. Pada mulut terdapat hawa pernafasan berbau asam karena cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi sehingga oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton, asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah yang dapat mempengaruhi hawa pernafasan, pada lidah kering dan pecah-pecah akibat muntah yang berlebihan. (Hanifa Wiknjosastro, 1999).
b)      Dada dan thorax
Pada payudara terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae dan payudara tegang, bentuk puting menonjol. Dan terdapat nyeri tekan pada daerah cardia, kadang-kadang juga pada daerah hepar. (Brata D, 1997).
c)      Abdomen
- Inspeksi : pada hiperemesis gravidarum terjadi anoreksia, mual muntah sehingga turgor kulit menurun, bentuk perut terlihat cekung dan belum terlihat tanda-tanda linea alba karena umur kehamilan yang masih muda.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan pada leopold I untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa dalam Fundus karena dengan usia kehamilan yang masih muda.
- Auskultasi : terdengar bunyi peristaltik usus menurun diakibatkan karena kurangnya aktivitas dan masukan makanan yang kurang.
d)     Integumen dan kuku :
Turgor kulit kembali lebih 1 detik, pergerakan bebas dan lemah, kulit yang pucat, kering dan keluar keringat dingin terutama ujung-ujung ekstremitas.
e)      Ekstremitas
Pada ekstremitas bawah dan atas biasanya lemah yang diakibatkan muntah yang terus menerus sehingga tidak terdapat cadangan karbohidrat dalam tubuh sehubungan dengan proses penyakit.
f)        Genetalia
Meningkatnya keluaran cairan vagina seperti keputihan merupakan hal yang normal dalam kehamilan. Keluaran yang jumlahnya makin meningkat ini terjadi karena perubahan hormon dan berwarna keputih-putihan, biasanya kental atau cair. Hal ini bukanlah gejala suatu masalah. (Philip D Sloane MD, 1997).

c)      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah :
a.    Darah perifer lengkap
b.   Urinalisis
c.    Gula darah
d.   Elektrolit
e.    Analisis gas darah
f.    Tes fungsi hati dan ginjal
g.   Tes antibodi H. pylori (pemeriksaan penunjang pelengkap).
h.   Pada kondisi tertentu dapat pula diperiksa amilase, lipase, TSH, FTI 3-4.
i.     Hemoglobin
j.     Hematokrit
k.   Ketonuria
l.     Proteinuria.

d)           Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.    USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b.   Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c.    Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

2)      Diagnosa Keperawatan
a.       Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
c.       Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.
d.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

3)       Rencana Keperawatan
1.      Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
Tujuan : kebutuhan cairan dapat terpenuhi dengan adekuat dalam satu kali 24 jam.
Kriteria hasil : BB mulai naik, TTV kembali normal, turgor kulit kembali normal, mukosa bibir lembab, mata tidak cowong lagi.
Intervensi
a.       Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b.      Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan informasi/belajar.
c.       Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
d.      Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
e.       Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
f.       Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

2.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan adekuat dalam  waktu satu kali 24 jam.
Kriteria hasil : BB mulai naik, TTV kembali normal, frekuensi mual dan muntah berkurang.
Intervensi
a.       Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b.      Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan informasi/belajar.
c.       Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
d.      Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
e.       Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit
f.       Catat intake dan output.
Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
g.      Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
h.      Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah
i.        anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
j.        Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
k.      Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
l.        Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
m.    Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.
n.      Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..
Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
o.      Ukur pembesaran uterus
Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
                                         
3.      Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.
Tujuan : ansietas dapat berkurang dalam waktu satu kali 24 jam.
Kriteria hasil : TTV kembali normal, kondisi emosional kembali stabil, mampu beradaptasi terhadap perubahan selama kehamilan.
Intervensi :
a.       Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b.      Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan
informasi/belajar.
c.       Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
d.      Kaji tingkat fungsi psikologis klien
Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis
e.       Berikan support psikologis
Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
f.       Berikan penguatan positif
Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
g.      Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien


4.      Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : intoleransi aktifitas dapat teratasi.
Kriteria hasil : aktifitas sehari-hari kembali normal, kebutuhan istirahat tercukupi.
Intervensi :
a.       Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya dapat mememudah proses dalam pemberian informasi dan meningkatkan tanggung jawab individau terhadap kesehatan.
b.      Kaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan akan informasi/belajar.
c.       Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
d.      Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
 Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
e.       Bantu klien beraktifitas secara bertahap
Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
f.       Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

4)      Implementasi
1.      Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
a.       Membina hubungan saling percaya.
b.      Mengkaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
c.       Menentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
d.      Meninjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis).
e.       Mengkaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
f.       Menganjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
a.       Berkenalan dan menjalin hububungan saling percaya.
b.      Menggali tingkat pengetahuan, persiapan dan harapan yang dimiliki dalam menerima suatu informasi.
c.       Membatasi intake oral hingga muntah berhenti.
d.      Memberikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
e.       Mempertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
f.       Mencatat intake dan output.
g.      Menganjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
h.      Menganjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
i.        Menganjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
j.        Mencatat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
k.      Menginspeksi adanya iritasi atau lesi: Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
l.        Mengkaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
m.    Memantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit.
n.      Melakukan test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
o.      Mengukur pembesaran uterus.

3.      Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.
a.       Membina hubungan saling percaya
b.      Mengkaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
c.       Mengontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
d.      Mengkaji tingkat fungsi psikologis klien.
e.       Memberikan support psikologis.
f.       Memberikan penguatan positif
g.      Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal

4.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
a.       Membina hubungan saling percaya.
b.      Mengkaji persiapan, pengetahuan dan harapan yang dimiliki.
c.       Meganjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
d.      Menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
e.       Membantu klien beraktifitas secara bertahap.
Menganjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.

5)      Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada ibu hamil dengan gangguan kehamilan Hiperemesis Gravidarum adalah didapatkannya hasil seperti :
1.      Diagnosa I : Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
a.       BB mulai naik
b.      Tanda-tanda vital baik, yaitu untuk tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, suhu 36 o C-38  o C.
c.       Turgor kulit kembali normal.
d.      Mukosa bibir lembab dan mata tidak cowong lagi.

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
a.       BB mulai naik
b.      Tanda-tanda vital baik, yaitu untuk tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, suhu 36 o C-38  o C.
c.       Frekuensi mual dan muntah berkurang.

3.   Ansietas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan.
a.       Tanda-tanda vital baik, yaitu untuk tekanan darah antara 110-140/60-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, suhu 36 o C-38  o C.
b.      Kondisi emosional kembali stabil
c.       Mampu beradaptasi terhadap perubahan selama kehamilan.
4.      Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan.
a.       Aktifitas sehari-hari kembali normal.
Kebutuhan istirahat tercukupi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar